twitter


 Miu is like the apple of my eyes. Dari Miu kecil, aku selalu mengistimewakannya, karena Miu kecil memang selalu rentan jatuh sakit. Dia anak Nyangko-chan, bersaudara dengan Belang, jantan satu-satunya dan berbulu putih. Katanya memang kucing berbulu putih itu bisa dibilang odd, aneh, dan paling berisiko punya disabilitas atau gampang sakit. 


Waktu Miu kecil, dia punya semacam tanda hitam di kepala. Tapi semakin bertambah usia, sekarang tanda hitam itu sudah tidak ada, Miu sekarang sudah berusia 6 tahun. Dan tahun ini akhirnya Miu bisa aku steril. Bukan apa-apa, di umurnya yang sekarang, hatiku sakit dan sedih sekali setiap melihat Miu pulang dalam keadaan babak belur karena habis berantem dengan kucing lainnya. Ya, walaupun aku tahu, Miu adalah jagoan komplek sini, bisa dibilang dialah kucing alpha di kampung sini, hehe. Sampai-sampai semua kucing betina pasti pernah melahirkan anak yang bulunya mirip dengan Miu, putih. 


Waktu Miu belum jadi jagoan neon, setiap malam dia selalu menemani aku tidur, melingkar di kakiku, atau tidur di dekat kepalaku. Suaranya juga imut-imut, makanya kuberi nama Miu. Kalau sekarang jangan ditanya, suaranya sudah berubah jadi parau khas kucing jagoan. 


Dari kecil, Miu memang paling tidak betah di rumah. Dia pernah hilang beberapa minggu dengan cara loncat keluar dari lubang kecil di bagian atas gudang rumah. Padahal tinggi sekali jaraknya dan waktu itu belum ada genap setahun usianya. Sudah ada tanda-tanda jagoan masa depan, kan. Waktu itu aku panik sekali mencari Miu sampai kemana-mana. Ujung-ujungnya, dia pulang sendiri ke rumah dengan bulunya yang dekil dan saat kuberi semangkok makanan, Miu makan dengan sangat lahap. Mungkin sudah berhari-hari itu juga Miu tidak makan dengan baik di luar sana. Oh, dear... Alhamdulillah, syukurlah Miu tahu jalan pulang. Dia tahu di mana rumahnya berada. Itu juga yang membuat aku sedikit lega, karena walaupun beberapa hari Miu tidak pulang, setidaknya dia bisa menemukan jalan pulang, dan akan selalu ada semangkok makanan penuh yang menyambutnya. 


Wajah Miu mirip seperti beruang. Katanya wajah seperti itu memang khas dimiliki oleh kucing alpha, alias kucing jagoan, alias kucing garong haha. Hasil dari kerasnya menghadapi dunia kompetisi kucing jantan di luar sana. 


Belakangan ini dia punya trik pintar. Mengeong persis di depan jendela kamarku yang dekat dengan teras rumah. Tanda Miu minta masuk dan mau makan. Ada-ada saja. Padahal di hari lain, dia santai masuk ke rumah lewat atap yang terhubung ke halaman belakang, sendiri, tanpa minta dibukakan pintu. Mungkin terkadang Miu lelah ya harus manjat-manjat atap. 


Di hari lain, Miu terlihat sedang patroli alias bolak-balik atau sekedar duduk manis di atap halaman belakang. Kalau sudah seperti itu, jangankan kucing betina yang suka kuberi makan di teras rumah main ke atap, kucing jantan garong yang suka menyelinap naik ke atap pun tidak akan berani datang mendekat. Sebab ada pak satpamnya, haha. 


Ada alasan juga kenapa setiap malam, jika Miu datang, sebisa mungkin aku membuatnya tidur semalaman di rumah. Apalagi ketika hujan turun. Tidak terbayang dinginnya angin di luar sana. Entah Miu tidur di mana, apakah bulunya basah terkena tampias air hujan dan skenario lainnya. Membayangkannya saja sudah sedih dan kadang membuatku overthinking. Setidaknya jika bermalam di rumah, Miu akan aman hingga besok pagi matahari bersinar dan Miu bebas bertualang lagi. 


Miu, sehat selalu ya. Supaya aku bisa main yang lama bareng Miu. Kalaupun sakit jangan lupa untuk selalu pulang. InsyaAllah aku akan merawat Miu dengan baik sampai Miu kembali sehat lagi. Tapi boleh ya ga marah-marah kalau diobati, hehe... Aku tahu rasanya pasti tidak nyaman, tenang saja, itu semua kulakukan untuk kebaikan Miu juga. Janji ya. Temani aku main sampai lama. Jika waktunya sudah tiba, biarkan aku tahu, dan pulanglah kembali ke rumah. Rumah Miu. 


Bagaimana jika kukatakan aku merindukanmu. Ya, sekarang aku sedang merindukanmu. 

Apakah dengan menulis aku merindukannya maka perasaan rindu itu akan menghilang. Tidak, kurasa tidak begitu. Ia malah melipatgandakan dirinya. Hatiku jadi terasa semakin sesak. 


Aih~ akhir akhir ini lagi terbawa perasaan dengan drama korea descendants of the sun (≧ω≦) kalau udah nonton satu episode rasanya sulit banget buat move on dari sihir auranya kapten yoo shi jin dan kisah cintanya dengan dr. kang mo yeon. Dan kisah cinta dari second lead male Sersan mayor yang diperankan sama aktor Jin Goo dan second lead female nya yang diperanin sama aktris Kim Ji Won juga kuat banget. Jarang ada drama korea yang bisa begini. Salut banget buat penulis dramanya. Bisa buat cerita yang begitu menghipnotis. Baca dari beberapa sumber, katanya drama ini diangkat based on novel yang pernah ditulis sama penulis skenarionya. Tapi di novel itu yang menjadi dokternya justru adalah yoo shi jin. Di twist sampai sebegini cerita filmnya benar-benar luar biasa dan rasanya jadi berbeda banget. Dan baru kali ini aku lihat viewers ost drama korea yang masih tayang udah melewati 1M viewers di situs resminya di youtube, daebak!! boleh dibilang semua ost nya ini pas banget dengan jalan ceritanya, kesannya ''ngena''. Dan setiap dengerin, bayangan scene filmnya just showed up di kepala, hihi.. mungkin ini aku yang terlalu berlebihan ya ( *¯ ³¯*) gak percaya? Coba dengerin satu aja lagu ost nya. You are my everything by Gummy. Dijamin meleleh, (^^♪anyway drama ini masih on air. Update setiap Rabu dan Kamis di KBS korea. Semoga endingnya memuaskan (^-^) kalau mau nonton di Indonesia bisa banget kok. Banyak website yang nawarin streaming film ini. Atau di channel kbsworld official yang on air juga ada, tapi ga sesuai jadwal tayangnya, delay. selamat menonton (dan tersihir*upss!)


Wind chime atau furin atau lonceng angin adalah salah satu benda yang ada dalam wishlist-ku. Karena menonton anime aria the series karyanya kozue amano sensei, jadi kepikiran ingin punya furin juga untuk dipasang di depan rumah.
Mendengarkan suara dentingannya saat angin menggoyangkannya pelan. Ah~ membayangkannya saja sudah membuat senang. Tapi bukan hal yang mudah mencari lonceng angin seperti itu. Suara lonceng yang akan mendinginkanmu saat udara panas menyengat. Daaan... setelah penantian panjang, hehe... akhirnya wishlist-ku. terwujud. Dan kutemukan furin ini di convenient store daiso di kota kasablanka.. ヾ(*´∀`*)ノ やった~ akhirnya kesampaian juga. Furin, lonceng angin dengan bahan kaca dan lukisan bunga amarilis di atasnya. Aih.. kawaii banget (//∇//). Berhubung di rumahku tidak ada jendela yang bisa terbuka lebar, furin itu kini menggantung manis di depan pintu kamar, hehe.. lumayan juga sesekali mendengar suara dentingnya pas ada angin kencang yang bikin pintu kamar ikutan kebanting, ups! Oia, furin ini di daiso harganya 25rb saja. Kalau memikirkan sulitnya mendapatkan benda ini, harga segitu akan bisa diterima siapapun, (aku maksudnya.red) hehe.. (´O`)


Siang hari ini, saat aku pulang aku tidak menemukan nenek. Yang ada hanya pintu rumah yang terbuka lebar seperti biasanya dan aki yang senantiasa duduk di kursi favoritnya di dekat pintu masuk rumah. Selesai mengucap salam keras keras, deruman suara perut yang sudah tidak tertahankan lagi menuntun kakiku melangkah cepat ke dapur. Tapi sedari awal tadi memang ada bau aneh menyengat yang tercium dari dalam rumah. Mirip sesuatu yang dibakar. Dan benar saja, di tempat cucian piring ada dandang nasi yang berisi sisa nasi berkerak hitam pun bawah dandangnya tidak kalah hitamnya, hihi.. sudah pasti nenek lupa sedang memasak nasi dan lupa mematikan kompornya. Fiuh.. melihat sekeliling syukurlah selain dandang itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hal seperti ini kadang memang membuat kelucuan tapi rasa khawatir juga. Kalau sudah begini hanya bisa berharap hal yang buruk tidak akan terjadi.
Esok paginya saat bangun pagi, aku menemukan sebuah kertas putih ditempel di atas kasa dapur dengan tulisan di atasnya. Nenek, gumamku dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri.