Selasa, 25 Desember 2012.. Hari yang paling enak untuk tidur sebenarnya. Tapi hari ini banyak amanah yang harus ditunaikan. Begitu bangun pagi, entah kenapa langsung terbersit untuk menggunakan apa yang kusebut sebagai "baju darurat" ^_^ rasanya akan menyenangkan memakai baju itu, pikirku.
Kulangkahkan kaki dengan mantap. membeli barang2 yang harus kubeli, dan naik bus ac dengan kecepatan luarbiasa, 45 menit aku sudah tiba dikampus.
Entahlah, sebenarnya aku tidak pernah tahu pasti dimana aku tahun depan akan melepaskan jangkarku dan melabuhkannya di suatu tempat, yang mungkin asing atau sebaliknya. Tapi kucoba untuk selalu melakukan yang terbaik yang aku bisa agar nantinya tidak menyesal.Seperti saai ini, di antara mereka, sungguh asing.. Awalnya sudah asing, akhirnya pun akan kembali asing. Apapun itu, setidaknya sudah memberi warna dalam kehidupanku.
Kembali lagi ke tanggal yang kumaksud, selesai semua urusan, kupacu langkah memenuhi janji lainnya. Bertemu sahabat lama, ya, sahabat lama. Di tempat yang sama dimana aku punya sepotong cerita di sana, saat kami masih bersama, berpeluh bersama, tertawa bersama, mencari dana untuk kegiatan besar yang waktu itu akan berlangsung. Sungguh, putaran ingatan itu seperti sebuah movie yang sempurna me-rewind di benak. Dengan angkutan kebanggaan ibukota aku beranjak ke tempat tujuan, Monas. Tidak sengaja bertemu dengan salah satu kru, senangnya, setidaknya aku punya teman yang sama2 datang terlambat, hehe... Janjian jam 10, baru datang jam 11, ckck..
Agak sulit mencari mereka yang sudah datang terlebih dahulu di tengah lautan manusia, aku tidak bisa menemukan mereka, beruntung temanku itu dengan cepat mengenali mereka. Dan kami pun bergabung dengannya. Sang kepala suku, sungguh berniat keras mengadakan acara yang boleh dibilang reunian ini, lihat saja, tikar untuk alas duduk pun sengaja dipersiapkannya dari rumah! Sesuatu yang tidak terjadi saat beliau masih merangkai kisah bersama di tahun yang lalu.
Cerita-cerita nostalgia menjadi penyambung silaturahim dan obrolan yang menyenangkan. Sesi bertanya kabar pun tak luput dari lisan. Begitu lama kami sudah pergi meninggalkan tempat itu, dan dia terus merangkai kisahnya sendiri. Adik2 kami pun kini sudah tiba di penghujung tahun. Waktu2 yang terasa amat berat bagi kami dahulu untuk melepaskan semua cerita bersama. Namun, karena sudah akhir itulah, kami menjadi sedih. Kisah mereka mungkin tidak seindah kisah yang kami dulu rangkai, ya, mungkin tidak semua kisah kami indah tapi kesudahan kami rasakan menjadi pelan-pelan indah. Ukhuwah kami subur bagai bunga dan indah bagai pelangi. Tapi kami begitu sedih. Berbagai kabar angin, ternyata kisah yang mereka lalui begitu berkerikil. Mungkin menggoreskan luka bagi mereka, entahlah aku tidak tahu. Aku ingin mendengarnya langsung dari mereka, adik2ku. Itulah alasan sebenarnya dari pertemuan ini. Kepala suku "sepenuh hati" yang mengusulkannya, dan kami langsung setuju karena kami masih amat menyayangi mereka.
Setelah SMS aneh yang cukup menggelitik, Mengalirlah kisah2 yang bagiku adalah kisah2 sedih seperti hujan yang memilukan (yang turun saat kau sedang merasa nestapa), membuka luka yang pernah ada.Kebersamaan mereka tak seindah dulu yang pernah kami cicipi. Aku tidak tahu. Mungkin ada bagian dari takdirku di kisah mereka, mungkin ada takdir kesalahanku yang turut merangkai cerita untuk mereka. Seharusnya pertemuan ini terjadi sejak awal mereka mulai menapakkan kaki di tempat itu. Bukan saat akhir ketika mereka akan menuliskan tanda titik di kisah mereka.
Aku merasa sangat bertanggung jawab untuk apa yang terjadi. Sungguh, dan perasaan seperti ini benar2 tidak menyenangkan. Adikku, aku sadar dulu tidak cukup memperhatikanmu, mungkin aku yang tidak peka. Mungkin aku yang jarang memberi sandaran bagimu, kekuatan seorang sahabat yang menguatkan kala kamu bersedih, meskipun aku tahu, hanya Allah yang bisa melakukan semua hal luarbiasa itu dengan cara2 yang terbaik. Yang pernah menjadi kebanggaanku mungkin hanyalah ego semu semata, keangkuhan yang tidak berdasar. Tapi di akhir kisahmu ini, bolehkan aku berharap. Bahwa ada takdir kebermaafanmu untukku, untuk kami.Semoga, hanya kisah bahagiamu bersama tempat itu yang akan tinggal dalam ingatan.
Baru teringat saai itu, ada satu janjiku yang belum kupenuhi bersama mereka. Aku sungguh rindu kalian. Rindu senyuman lepas kalian.
Di bawah pohon rindang, menjadi saksi. Harapan ke depan, akan terbit cerita yang membahagiakan bagi mereka. Kisah "laskar siaga" pun akan segera tiba di chapter akhir, sebagaimana kisah "sepenuh hati" milik kami dahulu. Tapi kawan, tak ada kata akhir bagi sebuah kisah "persahabatan". Itulah doaku..
Mendung mulai menggantung di langit Jakarta. Kami memutuskan untuk beranjak ke tempat berikutnya karena panggilan alam, alias rasa lapar yang datang menyergap, hehe...
Ramen dan teman2nya ludes kami santap.. hm.... akhirnya kesampaian juga nyobain kuliner khas negeri sakura ini. Adik yang selalu menerbitkan tawa untukku, dia sungguh luarbiasa. Di balik sikapnya yang terkesan santai, tidak peka, mungkin dialah yang memiliki hati yang paling lembut. Dia juga salah satu alasan hari ini. Semoga kau bisa menghadirkan apa yang kau ingin lukiskan di dalam kisah milikmu. Jangan pernah putus asa.
Tingkah mereka yang ngangenin, Bujukan mereka yang berhasil membuat 3 orang dari kami kru sepenuh hati, merogoh kocek untuk mentraktir kami, hehe.. maaf. Lain waktu biar kami yang mengambil bagian itu. ^_^
Semua kisah di hari ini, menyisakan potongan cerita yang berharga, lainnya. Air dari langit turun sebagai berkah dariNya mengantar kepulangan kami. Suaranya bagaikan simfoni persahabatan untukku. Semoga, hingga nanti, kisah ini akan terus ada. Tali silaturahim ini, semoga tidak lekang ditelan waktu.
0
komentar
Posted in
Label:
azalea
Perasaan apa ini? Hari ini, aku banyak mempertanyakan tentang arti hidup dan kehidupanku. Sudah tiba di masa ketika aku sudah sangat lelah dengan semua. Tapi teringat, masih banyak mimpi yang harus kukejar. Mengingatnya dan melihat diriku di depan cermin beberapa detik masa yang lalu, ada rasa putus asa, dan pesimis.
"Apakah Aku akan bisa meraih semua mimpi-mimpi itu?"
Lama, aku tak bergelora seperti dulu saat semangat itu begitu meletup-letup dalam jiwa. Tapi hari ini, Dia memberikanku jawaban. Aku tak pernah merencanakannya. Hanya spontanitas. Dan inilah yang ku butuhkan. Sebuah sulutan penyemangat. 5 Cm. Tentang arti sebenarnya mimpi. Karena seperti kata Zafran, aku tak ingin hanya menjadi seonggok daging yang mempunyai nama. Aku tidak ingin dikenal seperti "orang kebanyakan" menjadi bagian dari sebuah titik hitam dari selembar kertas berwarna hitam.
Aku ingin menjadi "Seseorang" -Somebody- bukan -Nobody-
--Yang perlu dilakukan seorang manusia terhadap mimpi-mimpinya adalah mereka hanya tinggal MEMPERCAYAI-nya--
Ya Rabb, izinkan Aku dan ridhoilah Aku dalam menggapai semua mimpi-mimpiku. Biarkan Aku untuk selalu menyertakanMu dalam setiap langkahku. Waktuku memang mungkin tidak banyak, tapi aku ingin berbuat sesuatu untuk Agama ini, untuk Indonesiaku, untuk Keluargaku, dan untuk Diriku. Kabulkanlah pintaku, Ya Allah..
Sebuah quotes yang ingin kuukir dalam hati:
"Semua keyakinan, keinginan, mimpi, cita2,harapan kamu, dan apapun itu,
"Taruh di sini...," di depan keningmu.
Kamu taruh di sini.. Jangan menempel di kening.
Biarkan.. Dia.. Menggantung.. Mengambang..5 Centimeter.. di depan kening kamu. Jadi dy ga akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan.. Sehabis itu yang kamu perlu.. cuma..
"Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
Mata yang kan menatap lebih lama dari biasanya,
Leher yang kan lebih sering melihat ke atas.
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..
Dan hati yang kan bekerja lebih keras dari biasanya.
Serta mulut yang akan selalu berdoa..."
5 CM.
"Taruh di sini...," di depan keningmu.
Kamu taruh di sini.. Jangan menempel di kening.
Biarkan.. Dia.. Menggantung.. Mengambang..5 Centimeter.. di depan kening kamu. Jadi dy ga akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan.. Sehabis itu yang kamu perlu.. cuma..
"Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
Mata yang kan menatap lebih lama dari biasanya,
Leher yang kan lebih sering melihat ke atas.
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..
Dan hati yang kan bekerja lebih keras dari biasanya.
Serta mulut yang akan selalu berdoa..."
5 CM.
*Satu hal lagi, masih jelas dalam ingatanku pada waktu "nobar Negeri 5 Menara bareng Kru Sepenuh Hati".
Cerita dengan genre yang kurang lebih sama, waktu yang kurang lebih sama, dan tempat dudukku yang juga persis sama. Ada apa ini? ^_^
hm.. kan kuanggap sebagai hadiah dari-Nya.
Menara milik kami-N5W
Hanya tinggal ku Percayai-5 Cm.
Kebetulan yang indah. Skenario Milik-Nya slalu sungguh luar biasa.
131212
1 komentar
Posted in
Label:
Memory,
story
Pagi ini selesai belajar bahasa
jepang, aku tiba-tiba teringat dengan sebuah notes yang pernah dihadiahkan
teman-teman untukku. Aku mencari di tempat yang salah ternyata.. Tapi sungguh
di luar dugaan. Aku justru menemukan harta karun yang sangat berharga. Time
Capsule. . sebut saja begitu, walaupun sebenarnya itu hanyalah sebuah kotak
bekas sepatu yang berdebu. Kumpulan Kenangan dari masa lalu yang telah
terlupakan. Sontak saja, semua memori di masa itu berebut hadir dalam benak..
Kenangan yang lama,, sangat lama. Jika bukan karena hobiku yang suka
mengumpulkan barang-barang aneh dan tidak tega membuang sesuatu barang, aku
pasti tidak akan ingat bagaimana indahnya pelangi yang pernah kumiliki dahulu..
Semua mimpi yang pernah ku genggam dengan sangat erat. Di tengah masa transisi
seperti saat ini, mengenang masa lalu adalah sebuah pemberhentian yang
menyenangkan..
“Friendship are
forever”
Friendship are
amazing people
who accept each other
with unconditional
love and care.
They recognize each
other’s
talents and respect
each other’s differences.
They trust and
believe each other
that they’ve opened
up their hearts
to share their
dreams, thoughts, and fears.
They laugh together
in happiness and
share each other’s tears.
Friends are blessing
to treasure forever.
Akhirnya kuputuskan, buku
berwarna kuning itu akan menjadi buku ceritaku.. buku-buku mimpi..
Ini adalah ceritaku, ada cerita
yang full, ada juga cerita
yang berhenti di tengah jalan. Hanya untuk bernostalgia ^_^ check this
out..
CHAPTER 1 “Balada HTTP://www.Hana-tomodachi.com//php”
Tik.. tik..
tik.. hahaha! ….. tik.. tik.. tik…… hahaha!!!
Lambat laun hanya suara itu yang
terdengar dari sebuah warnet di ujung jalan yang hanya terletak beberapa meter
dari sekolah. Saking asyiknya, mereka sampai tidak sadar kalau hanya tinggal
mereka yang menghuni warnet itu. Tawa dan canda tidak henti-hentinya mengalir.
“Eh-eh.. tunggu
dulu tan itu belum di save!” kata
Aiko.
“Udah tunggu
dulu, yang penting isi dulu!” sela Kuniko.
“Save dulu!”
“Ntar dulu!”
“Hrrggghhh…..”
Semuanya
tiba-tiba terdiam…
“Kenapa, Yumi?”
Tanya Aiko hati-hati.
“Ah, eh, em,eng,
ang, enggak kok! Cuma… bisa gak ya kalian bantuin aku isi profile
ini?” jawab Yumi.
“hehe… maaf Yumi. Nah yang itu ini aja
isinya,” jawab Kuniko sambil mengucapkan sesuatu.
Tik.. tik.. tik… mmmm.. tik…tik…tik…
“Ngomong-ngomong
sebelah kamu masih lega gak Yumi?” Tanya Kuniko.
“Oh,
masih-masih,” jawab Yumi sambil menggeser tempat duduknya ke samping kiri.
Aiko yang duduk
di tengah buru-buru merenggangkan kakinya yang terlalu lama ditekuk sambil
menarik napas lega. Maklum saja, di samping tempatnya yang sempit, mereka juga
cuma menyewa satu komputer (saat itu harga untuk menyewa satu komputer di
warnet masih terbilang cukup mahal untuk ukuran siswa SMA). Jadilah
sempit-sempitan. ^_^
“Kira-kira yang
lain lagi ngapain ya? Wah aku gak sabar nih kasih tahu mereka soal blog ini!”
kata Yumi penuh semangat.
“Hh.. syukurlah!
Yumi yang ngetik (Yumi terkenal bisa mengetik dengan sangat cepat). Aku jadi
bisa tenang. Apalagi dia member di sini. Hmh.. berarti kita sudah berhemat
$%#@*^&$ rupiah, hahaha!” celetuk Aiko dengan mata berbinar-binar.
Kedua temannya
yang mendengarkan menatap aneh pada Aiko tanpa dipedulikan olehnya.
“Otak orang
ekonomi emang gak bisa jauh-jauh dari prinsip ekonomi,” gurau Kuniko disusul
gelak tawa Yumi.(Di antara keenam teman baik itu, hanya Aiko yang ingin masuk
ke jurusan IPS di tingkat dua nanti, sementara yang lainnya ingin masuk ke
jurusan IPA)
Aiko melirik
tajam ke arah Kuniko,”hh.. dasar kukuninikoko!” balasnya.
“Waaaaaaaa!!!!!
Narutoooooooo!” teriak Yumi penuh semangat karena berhasil menemukan website
Naruto setelah sekian lama pencariannya.(Yumi terkenal juga sebagai fans berat Naruto. Koleksi komiknya?
jangan ditanya lagi. Games? jelas dia punya. Lengkap! J)
“Ckckck… mulai
lagi deh..” desau Kuniko.
Tik..tik..tik..
????.... tuk..tik..tik…
“Em.. ang.. mm..
yang ini gimana cara buat background nya
ya??” Tanya Yumi dengan sekelumit kerutan di dahinya. Mungkin kalau ini di
komik akan terlihat seperti ini (-_-“) hehe..
“Oh.. yang itu
kali,” tunjuk Aiko dengan penuh percaya diri ke arah monitor..
Tiba-tiba,
ZZZZZZZZZ…
“AUW!! monitor
ini nyetrum ya??” rintih Aiko sambil meniup-niup telunjuknya.
“Heeh!” jawab
Kuniko singkat sambil terus sibuk dengan
keyboard nya.
“Yah.. yah..!
yah..yah! kok nge-hang gini sih?!”
kata Yumi lemas.
Lalu
sejenak Yumi mengalihkan pandang ke arah jam di komputer..
“Waaaaa!!!!”
Seru Yumi, mengagetkan.
“Kenapa?” Tanya
Aiko.
“Naruto lagi?”
Tanya Kuniko sambil terus memandangi monitor.
“Tinggal 2 menit
lagi, waaa.. waa.. wa!” kata Yumi yang lansung terlihat kelabakan setelah
melihat jam di billing monitor yang
menunjukkan angka 58.18.12.
“Lho.. emangnya
kenapa kalau tinggal dua menit lagi?” Tanya Aiko dan Kuniko berbarengan tidak
mengerti.
“Kujelaskan
nanti,” jelas Yumi sambil tergesa-gesa menutup semua program aplikasi, “fiuh..!” katanya lega.
“Heran.. kok aku
bisa ya punya teman seaneh ini?” celetuk Kuniko.
“Gini loh.. kalo
pas satu jam lebih billing nya gak di stop, nanti bayarnya jadi kaya yang
regular. Kan rugi dong!” jelas Yumi sambil membuka kembali program aplikasinya
dengan menunjuk tombol start di layar monitor.
“Waduh..waduh..
gini nih kalo jadi bendahara,” canda Kuniko.(Di kelas X5, Yumiko dipercaya
sebagai bendahara kelas J)
Tak lama
kemudian, website yang mereka buat selama dua jam di warnet, rampung sudah.
Dengan berbagai variasi yang dibuat, dibumbui oleh canda tawa, beserta isinya
yang dilandasi rasa kasih sayang dan persahabatan. Mereka tak pernah tahu,
bahwa suatu saat nanti ketika semuanya telah berubah, tak sama lagi seperti
detik itu, website itulah yang akan mempertemukan mereka. Mempersatukan mereka
melalui benang-benang persahabatan melampaui dunia maya yang tanpa batas.
Sebuah website,
“Hana-Tomodachi”, yang akan dan telah menjadi bunga persahabatan yang menghiasi
perjalanan mereka.
20 Juni 2007
20.20 WIB
*CATATAN PENULIS:
Membaca cerita
ini, aku jadi teringat dengan website itu. Bagaimanakah kabarnya? Kangen…
Apakah kalian juga mengingatnya, wahai Hana-Tomodachi-ers? J (Memanggil Kuniko,
Hana, Sakurako, Yumiko, dan Nishi) 5 tahun setelah berpisah.. 10 Desember 2012.
contd. chapter 2.