Sebenarnya, aku tidak benar-benar mengerti apa yang mereka bicarakan.
Sebuah anggukan untuk membuat semuanya lebih mudah. Mereka juga tidak terlalu memedulikan apakah kau mengerti atau tidak.
Bertanya? Maka jawabnya YA. Aku lelah. Duniaku yang berbeda. Bahasaku yang berbeda.
Teralienasi oleh sekitar. Itu yang sering kukatakan.
Masuk ke dunia mereka, dan berbicara dengan bahasa mereka, barulah aku ada. Tapi, sejatinya aku menghilang.
Apa salahnya memiliki dunia yang berbeda?
Apa salahnya memiliki bahasa yang berbeda?
Bukankah itu artinya kita memiliki "sesuatu". Tidak memaksa sama menjadi seperti yang lain.
Alien ini sungguh sangat kesepian.
Teman di sisi menjadi sebatas kotak kaca. Teman di ujung dunia menjadi langit yang indah.
Surat-surat yang kukirimkan adalah bahasaku untuk mengatakan pada mereka, bahwa aku sangat kesepian.
Aku kehilangan (....)
Di sini, aku seperti duduk sendirian di tengah taman yang penuh dengan orang. Tapi hanya menatap kosong pada langit.
Tidak peduli dengan putaran waktu yang berlalu. Minggu menjadi sama dengan Senin.
Aku hidup, tapi hakikatnya aku mati.
Orang kurang kerjaan mana yang akan berhenti sebentar dan berkata kepadaku, "Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja?"
Inikah perasaan yang dimiliki oleh mereka yang merasa ditinggalkan oleh dunia?
Aku sudah berusaha berbicara dengan bahasa mereka, tapi aku tetap merasa tidak mengerti apa-apa.
Saat aku berbicara dengan bahasaku dan menunjukkan duniaku, dunia di luarku berbalik, dan menganggapku aneh. Seperti E.T
Jadi, aku tetap hidup dengan bahasa dan dunia mereka. Walau itu rasanya sangat sulit.
Karena jika aku berjalan, menyusuri jalan duniaku, aku sudah melupakan bagaimana caranya untuk kembali.
Mereka yang dulu mengerti bahasaku, kini sudah pergi. Menghilang dari pandang. Dan aku tidak dapat memanggilnya kembali.
Waktu seperti membeku. Ingatan tentang masa lalu hanya menjadi milikku.
Dunia mereka berubah, tapi aku tidak.