Aku jadi ingat. Dulu, saat aku harus berhemat dengan tidak makan ke kantin saat istirahat. Sesuatu yang terus kulakukan sejak SD, SMP, bahkan SMA. Bagiku kantin sekolah adalah tempat yang asing. Pun ketika kuliah. Jarang sekali aku mampir ke sana kalau tidak sedang diajak teman atau apa. Waktu SMP dulu cukup bekal dari rumah yang kusantap. Kalau tidak sempat membuat bekal, maka aku akan "puasa" makan siang dan mengisi waktu dengan pergi ke masjid, perpus, atau sekedar membaca buku pelajaran di kelas. Saat itu, bagiku bisa pergi ke kantin adalah sebuah kemewahan. Tak jarang aku harus menabung untuk bisa sekadar jajan di kantin. Lucu sendiri mengingatnya.
Waktu SMA sampai lulus, aku selalu membayangkan lezatnya soto mang acil atau lembut dan gurihnya bubur mang ade tanpa sekalipun pernah mencobanya. Sampai aku sudah kuliah dan bisa punya uang sendiri, keinginan itu teringat kembali. Tapi sayang saat ke sana lagi, kantin sma nya sudah berubah, hehe...
Aku baru tahu nikmatnya bisa jajan di kantin waktu kuliah karena sudah ada uang sendiri dari kerja part time ngajar privat. Pergi ke kantin dan icip2. Walau hanya berbilang jari kunjunganku ke sana, tetap saja terasa menyenangkan.
Sesederhana itu. Pun jika terkadang aku teringat dengan semua hal itu, aku bersyukur karena pernah mengalaminya. Masa-masa yang penuh kesederhanaan. Saat sepotong roti coklat pemberian teman ketika perut lapar terasa sangat berharga melebihi sepotong emas.