twitter


Memiliki kenangan adalah hal yang berharga, tapi tidak jika kenangan itu menjadi bayang dalam kehidupan. Hidup dalam kenangan, menyenangkan tapi itu bukanlah hidup, ia hanya semu.

Merindukannya seperti napas yang kau hirup setiap hari. Tanpanya detik yang berputar tak mampu untuk dilewati, memikirkan hidup tanpanya sedetik saja sudah membuat seluruh tubuh mati rasa. Aku terjebak. Tak dapat kembali juga tak dapat melangkah.

Tersenyum, tapi hanya sendiri. Karena ia mungkin tidak mengingatnya, hanya diri ini yang menggenggam kenangan itu. Segala hal yang mengingatkanku tentangnya tak bisa kulepaskan.  Kumpulan gambar yang terbeku dalam pigura usang di sudut meja. Senyuman itu, tawa itu. Aku rindu. Aku mulai gila, mencari di setiap sudut serpihan-serpihan yang bisa mengingatkanku tentangnya. Karena bayang yang ada semakin memudar. Aku mulai melupakannya. Dan itu terasa sakit. Di sini terasa hampa bila ia tidak ada. Kenangan tentangnya. Mungkin aku memang sudah benar-benar gila.


Mungkin saja, ia bahkan tidak mengingatku, tidak sama sekali. 


Aku rindu padamu. Kau yang ada di sana. Apa kabar? Kabarku tak pernah baik-baik saja tanpamu. 

0 komentar:

Posting Komentar