Chapter
3: Hana-Tomodachi// Insiden Pita. Just Side story…
Tik..tik..tik..tik…
Hoahm…tik..tik.tik…..
^_^
Kertas
usang ini. Mau bagaimana lagi, mungkin bagi sebagian orang secarik kertas nggak
akan bernilai. Karena toh cuma secarik kertas. Tapi bagi seseorang, terkadang
secarik kertas telah membuatnya teringat, terkenang dengan sebuah memori yang
sudah lama ia lupakan.
^_^
Sebuah
pita ini telah mengantarkan Aiko dan kawan-kawan memulai hari orientasi pertama
mereka di sekolah baru yang akan mereka tempati tiga tahun mendatang.
“Hrggh.. tidak terbayangkan rasanya kalau
rambutku yang indah ini akan dikuncir sana-sini mirip ikatan benang kusut.
Setidaknya itu masih belum apa-apa dibandingkan dengan jepitan jemuran yang
bertengger indah di rambutku, hiks,” gumam Aiko sambil melihat bayangan
dirinya di depan pantulan kaca jendela kelas.
Dan
tentu saja Aiko tidak sendirian. Semua siswa baru diperlakukan sama. Termasuk
Kuniko, Hana, Sakurako, Nishi, dan Yumiko. Hihihi.. kalau mereka berenam
disandingkan, akan mirip pajangan boneka manekin rusak di toko kelontong
seberang jalan. Kacau sekali ^^
Berakhirnya
hari orientasi bukan berarti berakhir semuanya, masih ada satu PR lagi. Apalagi
kalau bukan membebaskan rambut mereka yang malang dari terkaman jepitan jemuran
Ibu, hiks.. Lucunya lagi Ku-Chan, hehe.. Dia tidak bisa melepaskan ikatan pita
di rambutnya yang diikat sangat kuat. Ditambah lagi rambut Kuniko yang ikal
panjang menambah kerumitan melepas ikatan pita itu. Selesai dengan bagiannya, Aiko
membantu Kuniko untuk melepaskan ikatan pita milik Kuniko. Hrgghh.. susah banget, Aiko membatin. Yumiko pun muncul sebagai
penolong, dan dengan akhir yang tak terduga, ikatan pita itu justru semakin
kuat mengikat di kepala Kuniko. Sakurako yang sedang berjalan pulang, menghampiri
teman-temannya yang ada di belakang sebuah minibus yang terparkir di luar
halaman sekolah. Ia pun ikut turun tangan.
“Biarkan
tanganku yang sangat lincah dan berbakat ini membantu, oke,” ucap Sakurako pada
Kuniko yang tampak pasrah.
Melihat
kesusahan teman-temannya, Hana turut membantu. Ia menyingsikan tangannya lebih
dulu,
“Ya,
dengan ketelitian dan perhitungan metematikan serta peluang yang tepat, kita
pasti bisa melepas ikatan pita yang terjalin, bla..bla..bla..,” jelas Hana yang
penuh percaya diri. Dibalik kacamata perseginya yang berkilat-kilat, Hana-Chan
tersenyum menyeringai penuh ambisi untuk membebaskan Kuniko dari pita yang
‘jahat’. ^^ Ternyata untuk membuka ikatan pita, diperlukan rumus juga ya? ^_^);
Dan
tanpa disadari, kini rambut Kuniko-Chan semakin tidak teratur. Tidak heran,
sampai detik ini sudah ada 4 orang dan 10 jari dikali 4 pasang tangan! sudah
mengambil alih urusan pita memita ini. Sementara Kuniko hanya bisa pasrah dan
tertunduk lesu. Disamping tidak bisa pulang dengan keadaan seperti itu, dia
juga tidak bisa berbuat apa-apa. ‘Ngorek-ngorek tanah’ mode on. :D
Lalu
tiba-tiba Nishi-Chan datang membawa sebuah gunting tajam yang berkilat-kilat
diterpa sinar mentari siang hari di tangan kanannya. Ia menggerak-gerakkan
gunting itu dengan ayunan meyakinkan dan dengan pasti, berjalan mendekati
Kuniko-Chan yang sudah tidak berdaya.
“Nishi-Chan,
jangan ya, jangan gitu, sayang kan rambutnya,” pinta Hana yang melihat Nishi
sedang mengayun-ngayunkan gunting ke arah rambut Kuniko, “Eh, tunggu-tunggu
jangan gegabah.. Kita masih bisa melepaskan ikatan pitanya dengan beberapa
perhitungan lagi, kok,” sambung Hana yang menyangka Nishi akan menggunting seluruh
rambut Kuniko yang kusut.
Nishi
semakin mendekati Kuniko…
“Nishi,
biarkanlah seperti air mengalir. Kita pasti bisa melakukannya,” yang ini
perumpaan milik Sakurako-Chan yang selalu aneh, hehe.. Apa hubungannya air
mengalir dengan ikatan pita rambut? -_-“
“Wo..Nishi..
hihi.. hai.. Ki-kita bisa kok mengatasi ikatannya. Kita nggak boleh putus
semangat. harus kuat! Ganbatte! kayak Naruto!” seru Yumiko-Chan yang makin
membuat rambut Kuniko kusut dengan jari-jarinya. Naruto beraksi! ^^
Dan
di saat seperti ini, Aiko menyela bertanya, “Hai, Nishi-Chan, em.. guntingnya
buat apa ya?”
GUBRAK!!!
Semua
mata tertuju pada pertanyaan Aiko yang satu ini, duuh.. kalau mau curious, lihat-lihat waktu dong, batin
semuanya, dan yang terjadi kemudian adalah…
Cekrek!
Kres! Kres! Krek!
Mendengar
suara yang aneh tadi, semuanya berpaling pada Nishi dan gunting di tangannya,
“Hem..
Beres! Cuma pita!” ucap Nishi singkat dan mengibaskan kedua tangannya. Ia pun
berlalu pergi sambil membawa potongan-potongan pita dan membuangnya ke tempat
sampah. Dari kejauhan terdengar suara tawa dari teman-temannya yang mengiringi
langkah kaki Nishi. ckckckck.. Gitu aja kok repot, hehehe ^^
^_^
Masa ospek SMA yang penuh kenangan. Waktu cepat sekali berlalu, kawan...
5 Juni 2013 pukul 08.47
(-_-'') nishi itu siapa yaa?