twitter


Semasa berlalu, aku melanjutkan hidupku. Berputar, berjalan selangkah demi selangkah.

Bahkan sebelum ada bayanganmu, dalam keyakinan aku telah mengagumimu sekian lama. Dan kini aku akhirnya menemukanmu pada simpang jalan itu.
Seseorang yang memegang benang merah yang sama. Setipis apapun ia, tetap akan menimbulkan getaran tanpa harus diumbar oleh kisah roman picisan masa kini.

Karena jalan yang sudah ditetapkan dalam Sunnahnya jauh lebih indah dari sekedar kisah roman picisan.

Kata-kata ini kusimpan hanya untukmu. Berharap suatu hari nanti aku punya kesempatan untuk mengatakannya:
"Maukah kau selamanya menjadikanku sebagai lagu di hatimu?", "Izinkan aku menjadi 'jalan pulang' untukmu. Maukah kau menjadi pendamping dalam hidupku? Menapaki jalan berliku di depan bersama-sama, berharap keridhoanNya. Membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah?"
 

~ ~ ~
Kini seseorang yang menyimpan salah satu potongan mozaik ukhuwah ini telah menemukan 'jalan pulang'nya. Doa terbaik akan selalu mengiringinya dalam perjalanan yang baru. Semoga mozaik lain dalam hidupnya akan mewujud menjadi lukisan indah berikutnya. Hingga rambut memutih, hingga ajal menjelang. ^_^
This song dedicated to a gift from someone.
~ ~ ~


Song by: Demi Lovato, Gift of A friend

Sometimes you think you'll be fine by yourself
Cause a dream is a wish that you make all alone
It's easy to feel like you don't need help
But it's harder to walk on your own

You'll change inside
When you realize

[Chorus:]
The world comes to life
And everything's bright
From beginning to end
When you have a friend
By your side
That helps you to find
The beauty you are, when you open your heart
And believe in
The Gift of a Friend

The Gift of a Friend...

Someone who knows when you're lost,
And you're scared
There through the highs and the lows
Someone to count on, someone who cares
Beside you wherever you go

You'll change inside
When you realize

[Chorus:]
The world comes to life
And everything's bright
From beginning to end
When you have a friend
By your side
That helps you to find
The beauty you are, when you open your heart
And believe in
The Gift of a Friend...

And when your hope crashes down
Shattering to the ground
You, you feel all alone
When you don't know which way to go
And there's no signs leading you home
You're not alone

[Chorus:]
The world comes to life
And everythings bright
From beginning to end
When you have a friend
By your side
That helps you to find
The beauty you are, when you open your heart!
And believe in
When you believe in!
When you believe in...
The Gift of a friend...
Ooh...
(Sumber: http://www.lyricsmode.com/lyrics/d/demi_lovato/gift_of_a_friend.html)

Just suddenly, my eyes tearing when i hear and read this song's lyric. And i remember this note

Seseorang yang tidak meninggalkanmu walaupun kau sudah menjalani pilihan yang salah.
Seseorang itu justru datang dengan tangan terbuka dan mengulurkan kedua tangannya untuk mengeluarkanmu dari pilihan yang salah sebelum kau benar-benar menyesal dan sudah terlambat.

Masihkah kau ingin berpaling? Masihkah berpikir dunia akan baik-baik saja bila kau berjalan sendiri? Masihkah ego bahwa kau tidak butuh bantuan dari siapapun?
Dapatkah kau menahan semua rasa dan beban selama itu nanti?
Tidakkah sebaiknya kau segera mengakhirinya dan menyambut uluran tangan seseorang itu?

Ini mungkin kesempatan terakhirmu. Seseorang itu begitu menyayangimu lebih dari dirimu sendiri.
Seseorang itu adalah dia yang kau sebut sebagai teman/sahabat.
Seseorang itu adalah Hadiah yang dikirimkan dariNya di dalam hidupmu...

~ ~ ~

Maka tidak heran bila kita mendengar banyak catatan dalam risalah, bagaimana arti seorang teman dan sahabat. Jika kau ingin mengenal seseorang lebih baik, kenalilah siapa kawannya.

Bahagia bagi mereka yang telah menemukan teman/sahabat baik dalam hidupnya. Jangan pernah menyia-nyiakan hadiah itu karena kelak tak akan kau dapati lagi seseorang sepertinya.

Mulailah berkirim sapa dan salam padanya jika kau sempat tak acuh padanya karena sibuk dengan duniamu sendiri.
"Kehilangan teman begitu menyakitkan, baik itu karena kesibukan masing-masing ataupun karena jarak yang memisahkan" (bang Tere lije).

Kau baru akan menyadari hal itu ketika kau ingin berbicara dengan seseorang namun tak ada satupun kontak di ponselmu yang bisa kau tekan tombolnya.

Menjalin hubungan (silaturahim.red) dengan orang lain memang merepotkan, tapi di dunia ini kau tidak bisa hidup sendiri.



Natsu/Musim Panas (Juni, Juli, Agustus)


Siang itu udara terik sekali. Rasaanya kamarku ini seperti dalam oven saja. Satu bulan telah lewat, Kuniko masih sibuk dengan kelas pelajaran tambahan yang harus diikutinya. Kasihan juga meliharnya, ck..ck.., Ku-Chan, Ku-Chan.

Sudah lewat satu bulan ini pun, Sakurako belum kembali ke asrama. Semua sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, kecuali satu orang yang sedang asyik di teras atas tempat favoritnya. Siang itu Aiko memang sedang tidak ada kerjaan, tugas-tugas makalah dari guru baru rampung setengah dikerjakannya. Di atas sana, seperti biasa Aiko tengah mendinginkan kepala. Buku catatan di hadapannya sudah penuh dengan dengan coretan ide-ide finishing makalah. Hanya tinggal menunggu pinjaman laptop Nishi, batin Aiko. Sayang sekali di saat seperti ini komputer desktop di lantai mezzanine kamarku yang biasa dipakai oleh Aiko sedang dalam masa perawatan rutinnya.

Untuk urusan laptop. Nishi memang paling cerewet. Laptop milik Nishi tidak ada bedanya dengan laptop baru yang terpajang di etalase toko. Masih mulus sekali, hehe.. Nishi memang sangat telaten pada barang-barangnya, terutama laptop kesayangannya. 

Sebenarnya Aiko bisa saja meminjam laptop Kuniko, tapi gara-gara nilainya jeblok di ujian grade kemarin, guru pembimbingnya menyita laptop Kuniko selama masa perbaikan nilai. Walhasil, mau tidak mau Kuniko harus menebus latopnya dengan belajar sungguh-sungguh. 

Dan kalau meminjam laptop milik Yumiko, dijamin Aiko pasti pusing sendiri. Karena laptop Yu-Chan sudah penuh menjadi korban praktek aplikasi dan software desain animasi buatannya. Semua file dan program menjadi ikon anime Naruto dan semuanya berbahasa aneh yang hanya Yu-Chan yang mengerti. Kebayang kan, mungkin untuk mengetik satu paragraf saja butuh waktu berjam-jam bagi Aiko yang lebih senang menulis di atas kertas ketimbang mengetik di layar monitor.

Tiba-tiba mata Aiko tertuju pada bayangan seseorang di jalan yang sangat dikenalnya. Dengan panggilan khasnya, Aiko berteriak,
“Ku-Chaan!!” Panggil Aiko sambil melambai-lambaikan tangannya.

Kuniko menengadahkan wajahnya ke atas bangunan asrama. Hanya titik hitam yang terlihat di sana. mata minusnya tidak begitu jelas melihat benda-benda yang jauh tanpa kacamata. Tapi dari suara itu, Kuniko langsung tahu, itu pasti si usil Aiko. Hari itu Kuniko baru mengikuti pre test pertama dari masa tiga bulan kelas tambahan di musim panas untuk perbaikan nilainya. Dari wajahnya, sepertinya hasil ujian kali ini tidak terlalu baik.

“fiuh..” hela napas Kuniko saat merebahkan tubuh di atas kasur empuknya.

(Suara hentakan kaki menuruni tangga)
Derap-derap langkah terdengar menuruni tangga mezzanine.
“Hai, Ku-Chan! Gimana hasilnya???” Tanya Aiko penuh semangat.

Tadi pagi sebelum berangkat, Kuniko meminta “restu” pada teman-temannya untuk ujian pre test hari ini. Namun tidak ada jawaban darinya. Aiko langsung tahu, pasti tidak terlalu baik.
“Hei, Ku-Chan.. Pernah dengar cerita si Einstein penemu bola lampu itu gak?” Tanya Aiko. Tidak ada jawaban lagi, Aiko pun melanjutkan ceritanya, “ Dulu Pak Einstein tua sering di ejek oleh teman-temannya karena tidak pernah berhasil dalam percobaan yang dianggap ide konyol oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi, Ku-Chan tahu gak apa yang diucapkannya saat dibilang bahwa ia tidak akan pernah berhasil? Dia berkata, sungguh sebenarnya aku tidak pernah gagal. Aku justru telah berhasil menemukan 9.999 cara yang telah membuat percobaan ini gagal dan untuk itu aku bisa mencari cara lainnya agar tidak gagal lagi,” Aiko bercerita sambil menirukan suara berat bapak-bapak, hehe..
Sambungnya, “Dan pada percobaannya yang ke 10.000, akhirnya Pak tua yang dianggap aneh itu berhasil menemukan bola lampu. Eh, Ku-Chan.. kalau waktu itu Pak Einstein berhenti mencoba, pasti sekarang mungkin dunia masih gelap gulita ya, hehe..” tutup Aiko sambil terkekeh, geli sendiri dengan ceritanya.

Kuniko lantas terduduk di atas tempat tidurnya, “Hm.. si penemu itu pernah gagal juga ya. Ngomong-ngomong, penemu bola lampu itu bukannya Isaac Newton ya?” ucap Kuniko dengan wajah kemenangan karena berhasil menjahili Aiko.
Aiko langsung teringat, “ Oh iya ya, hihi.. Ya, pokoknya nobody’s perfect deh, ya ‘kan? Mau coklat?” sodor Aiko.

(Terdengar suara pintu dibuka)
“Aku pulang!!” Sapa Yumiko, “ Waah.. Coklat.. Mm.. pasti punya Ai ya?” ucap Yumiko saat melihat coklat di tangan Kuniko.
“Ini untuk Ku-Chan, Ini untuk Yu-Chan,” kata Aiko samil mematah-matahkan batang coklat kesukaannya, “ Nishi-Chan tidak pulang bareng Yu-Chan?”
“Mm.. Nishi sedang ada dateline di klub jurnalistiknya. Karena sebentar lagi kegiatan belajar akan usai dan tahun ajaran baru, dia dan klubnya sedang mempersiapkan majalah edisi akhir tahun. Tadi aku baru saja dari sana. Mm.. dia kelihatan sibuk sekali,”
“Aku jadi ingin tahu, kalau Nishi sedang serius seperti apa ya??” Kuniko mereka-reka. Hh.. dasar ^^

“Jadi ingat, biasanya sakurako yang memberikan coklat ini kalau kita sedang bosan atau sedih. Mm.. Aku jadi kangen. Apa sakit Ibunya kali ini sangat buruk, ya?” ucap yumiko.
“Kuharap tidak. Ayo kita semua berharap yang terbaik! Untuk kesembuhan Ibunya Sa-Chan, untuk kelancaran dateline majalah Nishi, untuk kemudahan Ku-Chan di kelas tambahannya dan untuk keberhasilan Hana di ujiannya kali ini,” ucap Aiko, “oh iya lupa, buat Yu-Chan juga. Semoga mimpi Yu-Chan sebagai komikus terwujud dan impianku untuk keliling dunia juga,” Aiko optimis.
“Aamiin…” Ku-Chan dan Yu-Chan menjawab kompak.

-HT-

Musim panas tahun itu sudah mencapai puncaknya. Di tengah suhu panas yang menyergap, teman-temanku –Aiko, Nishi, Hana, Kuniko, dan Yumiko- berjibaku mempersiapkan diri masing-masing untuk menghadapi ujian kelulusan dan ujian masuk perguruan tinggi. Begitu juga dengan Sakurako. Tapi bahkan satu bulan berlalu, ia belum juga menampakkan dirinya. 

Kalender di dinding dapurku penuh dengan coretan-coretan dan di sana ada satu tanggal yang dilingkari dengan gambar kue tart. Itu hari ulang tahun Sakurako, tepatnya tanggal 10 Juni. Dan hari ini sudah lewat satu bulan sejak hari ulang tahunnya.

Di sudut ruanganku, di atas meja belajar Hana, ada satu hari di kalender miliknya yang dilingkari dengan spidol warna merah muda, warna kesukaannya. Di sana tertulis, “masa depanku”. Hari pengumuman hasil ujian masuk Sekolah Tinggi Statistik yang diikuti Hana satu bulan lalu. Dan hari pengumuman itu adalah hari ini. Pagi-pagi sekali sebelum semuanya terbangun, Hana sudah melangkah pergi ke tempat pengumuman. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Hana selama kurang lebih enam tahun terakhir hidupnya. Menjadi mahasiswa di sana adalah mimpi besarnya. Itu sebabnya ia memilih jurusan ilmu stastistik dan itulah alasan Hana belajar tekun setiap harinya, untuk satu hari itu dan hari yang dinantikannya telah tiba.

Dan sejak sekembalinya Hana dari sana, sedikitpun dia tidak bergerak dari meja belajarnya. Aku melihatnya seperti itu, dan aku ingin menghiburnya. Tapi tak ada daya pada diriku. Hana terlihat sedih sekali. Kedua matanya terlihat sembab. hari masih siang saat Hana pulang, sehingga yang lainnya masih berada di luar sana dengan kegiatannya masing-masing.

-HT-

“Hana…” ucap Aiko sambil merangkul bahu Hana.

Keadaan Hana masih sama, Hana tampak terpukul sekali dengan apa yang dialaminya. Setelah Nishi mencoba keras untuk mencari tahu lewat internet dan sumber lainnya, barulah ia, Kuniko, Yu-Chan, dan Aiko paham apa yang sebenarnya terjadi. Karena berkali-kali pun mereka bertanya pada Hana apa yang terjadi, Hana tak pernah mau membuka suaranya. 

Hana tidak terdaftar dalam daftar nama calon mahasiswa yang diterima di Sekolah Tinggi Statistika itu. Dan hal ini telah membuat suasana kamarku bagaikan digantungi awan gelap. Siapapun tahu, tidak ada hal yang lebih diinginkan Hana selain menjadi mahasiswa di sana.

Namun, hari-hari kelabu itu tampaknya tak ingin menggantung lama. Bagai pelangi yang muncul setelah hujan, dua hari kemudian Hana terlihat kembali bersemangat. Ia bahkan bangun lebih pagi dari teman-temannya. Saat Aiko membuka mata pagi ini, wangi bunga krisan kering yang diseduh menjadi teh, memenuhi ruangan kamar asrama. Hana telah bangkit kembali, ya, itulah Hana yang kukenal. Ruangan kamarku kembali dipenuhi warna-warni hiasan bunga yang setia mekar di musim panas.

(Suara kamera diputar, blitz!)
Tiba-tiba kilatan lampu blitz kamera menghadang Hana yang sedang membawa sarapan pagi ke meja tengah.
“Pagi, Hana!” sapa Nishi yang iseng.
“Nishi, mengagetkanku saja. Wajahku pasti terlihat jelek di kamera!” ucap Hana.
“Hehe.. Cuma mau tes kamera kok. Hm.. ngomong-ngomong ada acara apa hari ini? Pagi-pagi sudah begitu bersemangat?” kata Nishi tersenyum.
“Tidak ada. Aku hanya merasa senang hari ini. Ayo semuanya, sarapan!” seru Hana. Melihat Hana, Nishi tahu kalau kesedihannya pasti sudah berlalu. Waktu memang obat terbaik untuk menyembuhkan segala luka.

Yumiko, Kuniko, dan Aiko segera ke meja tengah begitu mendengar seruan sarapan Hana. Hari itu mereka libur, libur musim panas tepatnya. Namun bukan liburan yang tenang, mengingat musim dingin nanti ujian perguruan tinggi akan di gelar.

Tiba-tiba suara deringan telepon menghentikan tawa mereka pagi itu. Aiko bergegas bangkit dan sigap mengangkat telepon.  
“Halo? Aiko?” suara di ujung telepon.
Sangat akrab dengan suara satu itu, Aiko sontak berseru, “ Sa-Chan!!!”

Lalu mereka yang tadinya asyik menikmati sarapan, langsung mengerubungi Aiko dengan teleponnya. Walau aku tahu suara di telepon itu mustahil terdengar, tapi Hana, Nishi, Yumiko, dan Kuniko, takjim berdiri di sana.

Hubungan telepon pun diputus. Dengan wajah sumringah, Aiko mencoba mengatakan yang didengarnya dengan perlahan dan jelas.
“Sa-Chan, akan pulang malam ini!!!” seru Aiko.

Tanpa dikomandoi, mereka semua ikut berseru riang. Kepulangan Sa-Chan entah bagaimana seperti menggenapi sesuatu yang hilang. Apalagi kepulangannya bertepatan dengan momen ulangtahun Sakurako yang belum mereka rayakan. Berbagai ide penyambutan menari-nari di atas kepala mereka. Senangnya… ^^

-HT-

Langit berbintang merambah angkasa. Jika saja dengan menghitung bintang waktu dapat bergulir lebih perlahan, sudah tentu akan kulakukan untuk membuatku dapat lebih lama lagi menikmati kebersamaan dengan mereka.
“Hei, Naruto-holic, setelah lulus nanti kamu akan lanjut kemana?” Tanya Kuniko sambil mengigit kue kering buatan Hana di atas meja.

Yumiko bercerita, keinginannya sejak dulu adalah menjadi pengarang komik dan bisa berbagi ide-ide dan semangat lewat komik yang dibuatnya. Dan aku tahu hal itu sangat mungkin dilakukannya.
“Mm.. Tapi, aku tidak percaya diri,” ungkap Yumiko, “ Cita-citaku ini tampaknya terlalu banyak berkhayal. Karena itu aku mencoba untuk mengikuti ujian nanti. siapa tahu aku bisa masuk ke salah satu jurusan yang mungkin aku bisa nikmati,” ucap Yumiko.
“Tapi kalau begitu, itu sama saja Yu-Chan telah membuang mimpi, kan?” Aiko berucap, “ Yu-Chan yang aku kenal adalah Yu-Chan yang berani dan selalu yakin dengan apa yang dijalaninya,” Aiko mengakhiri kalimatnya dengan mengenggam erat tangan Yu-Chan.

Saat itu juga sesuatu terasa hangat mengalir dari pelupuk mata Yumiko.

“Awalnya, aku juga merasa demikian, Putus asa lebih tepatnya saat aku tidak diterima di Sekolah Statistik yang menjadi keinginanku sejak dulu. Tadinya aku kira untuk itulah aku berada di sini. tapi hal itu justru menyadarkanku, bahwa akulah yang telah membatasi tujuan hidupku. Ternyata keinginanku yang sesungguhnya berada sangat dekat dengan diriku,” Hana bercerita dengan penuh ketegaran, sambil menatap kerlip bintang di angkasa.

Nishi lantas bertanya apa rencana Hana selanjutnya. Secara mengejutkan Hana menjawab tidak akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
“kamu yakin, Hana?” Tanya Sakurako.
“sangat yakin! Aku akan mengikuti pendidikan menjadi seorang florist. Setelah itu, akan kubuka toko florist-ku sendiri,” jawab Hana dengan mantap, “Kalau Sakurako pasti juga begitu kan? Menjadi seorang chef terkenal,” ucap Hana seraya menyeruput segelas sirup leci.

Sakurako hanya tersenyum mendengarnya. satu lagi yang mengagetkanku, Sakurako berkata ia akan ikut ujian perguruan tinggi dan memilih fakultas MIPA -di salah satu universitas luar daerah dekat rumahnya- sebagai tujuannya.
“Sayang sekali keahlian memasakmu, Sakura,” seloroh Nishi.
“Aku juga berpikir hal yang sama. Tapi keluargaku menginginkanku menjadi ‘somebody’ di masa depan. Di keluargaku, hampir semua anggota keluarga kami menjadi guru. Ibupun ingin agar kelak aku menjadi guru sama seperti beliau. Kalau dipikir-pikir tidak beda jauh ‘kan, memasak dengan guru MIPA?” Ucap Sakurako membenarkan diri.

Yang lainnya hanya terdiam. Jelas beda kan, masak dan MIPA, hehe.. gumamku tanpa bisa bersuara. sakurako memang ahlinya membuat padanan kata tak serasi, hehe..

GIliran Sakurako yang berbicara, “Gimana rasanya ikut pelajaran tambahan, Kuniko?” canda sakurako. Yang ditanya justru tertawa sendiri.
“Kalian tahu, karena pelajaran tambahan ini aku jadi menemukan cita-cita ku yang sebenarnya. Sepertinya desain grafis bukan duniaku. Sekarang aku justru ingin menjadi seorang penerbit,” ucap Kuniko.
“Penerbit??” Aiko heran sekali dengan Ku-Chan. Kenapa ingin jadi penerbit?
“Hebat kan penerbit itu, dicari-cari orang. Bisa jadi bos dan bisa menerbitkan buku yang penuh dengan ilmu. Setali tiga uang kan?” Kuniko sungguh ambisius dengan cita-citanya.
“Ku-Chan, Ku-Chan.. Kalau begitu nanti terbitin buku-buku yang aku tulis ya, hehe..” timpal Aiko.

Aiko geli sendiri melihat Kuniko yang begitu sederhana dan polos dalam mimpinya tapi penuh dengan hasrat. Aiko jadi berpikir tentang mimpi dan cita-citanya. Tidak pernah ia merasakan kerinduan yang amat sangat untuk memiliki mimpi dan berusaha untuk meraihnya. Aiko memandang kagum pada Nishi yang punya sejuta talenta. Nishi pasti tidak kesulitan meraih apa yang diinginkannya. Dan pikirannya benar,

“Aku ingin menjadi seorang peneliti. Bisa menemukan hal-hal baru yang bisa membantu kehidupan banyak orang,” ungkap Nishi singkat.
“Kukira Nishi ingin menjadi seorang animator dan desainer grafis. Karena itu kan kamu memilih kelas desain animasi?” tanya Kuniko. Nishi memang sangat jago dalam bidang satu itu.
“Hanya iseng,” jawab Nishi singkat, lagi-lagi. Sahabatku yang satu ini memang eksentrik. Iseng dipilihnya karena memang hanya iseng ingin mencoba-coba.
“Hidup itu kan sementara, waktu yang kita punya juga sama, 24 jam kan. Karena itu mumpung ada kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi, kenapa tidak?” ucap Nishi menjawab kebingungan sahabat-sahabatnya.
Ucapan Nishi membuyarkan lamunan Aiko.

“Ai, apa cita-citamu?” Tanya Hana.
“Mm.. Iya nih Ai-Chan, aku juga ingin tahu,” ucap Yumiko yang kembali bersemangat lagi.

Nishi, Kuniko, dan Sakurako menatap Aiko, menunggu jawaban darinya. Tiba-tiba Aiko berdiri dan  berbalik menghadap wajah sahabat-sahabatnya.
“Begini saja. Sabar menunggu beberapa waktu lagi, ya. Akan kukirimkan cita-citaku pada kalian nanti, ok!” Seru Aiko.
“Dikirimkan? Apa maksudnya?” Kuniko bertanya-tanya.
“Ah, sudahlah. ‘Kan kubilang beberapa waktu lagi, oke!” Aiko kembali membelakangi mereka dan memandang langit di kejauhan, “Sekarang, 5..4..-“

Aiko melirik jam ditangannya sembari menghitung mundur. Dan pada hitungan terakhir, sontak langit musim panas yang tadinya berwarna hitam, dipenuhi oleh tembakan kembang api yang menari-nari, datang dan pergi. Perayaan festival matsuri telah dimulai!
“Yei!!! Ganbatte ne!!!” Teriak Aiko. Mereka semua pun hanyut dalam kemeriahan malam itu.

Di atas atap kamar asramaku, mereka mendirikan tenda sederhana. Ada kue kering buatan Hana dan es sirup leci yang tersaji. Tak lupa kue tart ulangtahun Sakurako yang dibuat bersama-sama oleh Hana, Nishi, Aiko, Yumiko, dan Kuniko, juga ada di atas meja kecil di depan tenda.

Ini adalah matsuri kedua yang aku lalui bersama mereka. Dan mungkin akan menjadi matsuri terakhirku bersama mereka, sahabatku.

-HT-


"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempun-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik" (QS Ali Imran: 14)

itulah sepenggal ayat yang menyatakan bagaimana kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam benak manusia. Ini mengawali ceramah yang disampaikan oleh ustadzah Rani sore itu. Beliau menyampaikan, seorang wanita, dari depan maupun dari belakang, syaitan akan menjadikannya tampak indah di pandangan laki-laki mukmin sekalipun apalagi laki-laki yang tidak beriman. Bisa dibayangkan ga? Apa yang dipikirkan oleh para laki-laki yang bukan muhrim kita bila melihat kita tidak berpakaian dalam ketaatan kepada Allah dengan menutup aurat? Na'udzubillahi min dzalik.

"Seorang lelaki banci masuk menemui istri-istri nabi, mereka menganggap lelaki banci itu termasuk 'lelaki yang tidak punya keinginan kepada kaum wanita' yang tersebut dalam ayat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu datang menemui kami sementara lelaki banci itu tengah menceritakan lekuk tubuh seorang wanita, katanya jika wanita itu dilihat dari depan akan tampak empat lekukan, jika dari belakang akan tampak delapan lekukan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Aku lihat lelaki ini tahu apa yang ada di dalam sini, janganlah ia dibiarkan masuk menemui kalian!" Merekapun berhijab darinya.
(H.R Abu Dawud dan lainnya) (sumber:http://www.islam-qa.com/id/2198)

Makna tabarruj adalah perilaku wanita yang memamerkan keindahan dan perhiasannya kepada laki-laki. Nah, yang dimaksud perhiasan di sini bukanlah gelang berjuntai-juntai yang wanita kenakan, atau berkarat-karat cincin dan kalung yang melingkar tapi perhiasan wanita itu adalah seluruh bentuk tubuhnya. Karena itu Allah SWT memuliakan wanita dengan perintah untuk menutup aurat kecuali wajah dan kedua tapak tangan.

Sempet makjleb juga ketika mendengar ustadzah Rani bilang, "coba pikirkan, memangnya siapa yang membuat gelang, kalung, cincin, dan anting itu? bukan wanita kan yang membuatnya. Tapi para pria yang membuatnya. Mereka membuat kalung agar dapat melihat leher jenjang dan bagian dada wanita, mereka membuat gelang untuk melihat tangan dan kaki indah para wanita. Pun mereka membuat anting agar dapat melihat lekukan telinga wanita. Hiiy.. serem banget. Merinding dengernya. :(

Hal ini juga termasuk "memamerkan" keindahan baju yang kita kenakan. Atau memakai baju yang menarik perhatian laki-laki bukan mahram kita untuk melihatnya. Untuk ukhti-ukhti cantik yang sudah mengenakan jilbab pun tetap harus waspada. Untuk selalu memperbaiki cara berpakaiannya. Jilbab yang tidak transparan, baju yang tidak ketat atau ngepas di badan hingga menonjolkan lekuk tubuh. Juga panjang kain uluran jilbab yang harus mampu menutupi dada. Berpakaian dengan padu padan sangat boleh, bahkan diharuskan sebagai bagian dari dakwah. Tapi berpakaianlah dengan kebersahajaan. Itu kuncinya.

Satu lagi yang disoroti Ustadzah Rani di sini, mengenai perhiasan "suara". Ada banyak pendapat dan polemik mengenai suara wanita adalah aurat. Beliau pernah bertanya pada salah satu ulama, bagaimana itu yang termasuk suara wanita yang bukan aurat? seperti apa batas-batasnya? dan ini jawabannya. Suara yang datar, tidak meliuk-liuk, tidak mendayu, dan tidak mendesah. Ketika ditanya siapa contohnya, beliau mengungkapkan, seperti cara berbicara Irene Handono. Datar dan tegas. Tidak akan menimbulkan lelaki lain yang bukan mahram untuk tergoda/tertarik.

Ustadzah Rani menyampaikan, bila ada ungkapan yang mengatakan "tetap terlihat cantik dengan berhijab" ungkapan tersebut salah. Justru dengan hijab para wanita seyogyanya menutupi kecantikan natural dari dirinya, yang kemudian dijaga dan disimpan untuk seseorang yang kelak berhak atas kecantikan tersebut. Hm... pikir-pikir lagi jadinya. Harus banyak-banyak tholabul ilmi ya.

Renungkan ayat berikut: "(33) Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya,
(35) Sungguh, laki-laki dan perempuan muslin, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-aki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahal yang besar" (QS Al Ahzab: 33 dan 35)

Ada pula istilah tabarruj jahiliyah yakni kondisi dimana wanita-wanita yang berkumpul dengan laki-laki dan bersolek, ini adalah hal yang dilakukan oleh orang-orang di jaman jahiliyah dulu saat cahaya Islam belum datang kepadanya. Selain itu terdapat pula dikisahkan, Para perempuannya mengenakan kerudung/penutup kepala tapi masih terlihat bagian dadanya. Sungguh ironi ya, betapa banyak kita masih dapat menemukan fenomena seperti ini di dalam masyarakat kita. :(

Berikutnya tentang ikhtilat. Ikhtilat adalah bercampurnya perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim dalam sebuah momen atau forum yang tidak dibenarkan oleh islam. Hati-hati dengan yang satu ini juga. Bisa-bisa karena sering ngumpul bareng, jalan bareng dengan embel-embel "kebersamaan" jadi membuat tumbuhnya perasaan yang tidak seharusnya ada di antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.

Well, sekali lagi, memiliki perasaan menyukai seseorang itu adalah fitrah manusia. Nah, Al quran dan sunnah serta keimanan kitalah yang menjadi benteng atas semua tarikan yang menggoda itu. Sampai nanti tiba saatnya, dimana semuanya menjadi halal dengan orang yang sudah dipilihkan Allah untuk menjadi pendamping hidup kita. Romantis khan??? (^_<)

Dalam melakukan aktivitas yang mengharuskan pertemuan antara laki-laki dan perempuan ini sebaiknya dibatasi dengan tabir di antara keduanya. Atau bila tidak ada maka dipisahkan dengan jarak dan penataan tempat duduk. Memang sedikit merepotkan ya, tapi ini semua untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan kalian para muslimah ^_^



Ini beberapa bahaya bila ber-tabarruj dan ikhtilat:
1. Tabarruj dan ikhtilat adalah maksiat kepada Allah dan RasulNya.
2. Termasuk dosa besar. Hal ini disejajarkan dengan membunuh anak sendiri, berbohong, mencuri, berzina, terdapat dalam salah satu hadits Rasulullah. Sebab pintu-pintu zina adalah tabarruj dan ikhtilat. ya kan?
3. Mendatangkan laknat Allah SWT.
4. Tabarruj termasuk sifat penghuni neraka.
5. Ia adalah bentuk kemunafikan dan akan mendatangkan azab Allah SWT
6. Tabarruj dan ikhtilat sunnah Iblis. "Wahai anak cucu Adam! janganlah sampai kamu tertipu oleh- setan-setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan pakaian keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS Al A'raf: 27).
7. Tabarruj dan ikhtilat mengundang siksaan Allah SWT.

Semoga kita tetap dapat istiqomah menjalankan perintah Allah dan RasulNya. Semua aturan serta batas-batas yang dibuat olehNya tidak untuk menyusahkan manusia. Justru semua itu dibuat untuk memuliakan dan menjaga kehormatan manusia. :)