twitter


Hari itu Azalea sedang duduk takjim di depan laptop. Kipas angin yang berada di hadapannya berputar tanpa henti ke kiri dan ke kanan tanpa kenal lelah. Udara siang itu sangat panas menyegat. Menurut sumber BMKG, cuaca ekstrem seperti ini akan berlanjut hingga akhir Agustus nanti.

Walau begitu, cuaca tidak bisa menyurutkan niat Azalea yang satu ini. Tiga jam ke depan, ia sudah harus bersiap untuk berangkat ke tempat les. Sebagai seorang guru privat yang baik, ^_^ Bahan mengajar untuk privat sudah terpenuhi sebagian, ia tinggal mencari beberapa soal lagi dan semuanya selesai. Ketika akan bersiap, terdengar suara derum sepeda motor yang amat dikenalinya. Lalu terdengar sapaan salam dari daun pintu rumah yang Azalea sudah dapat menebaknya. Ialah Sang Ibu. Satu-satunya wanita luarbiasa yang ia kenali dengan baik.  

Rutinitas ini sudah berlangsung begitu lama hingga menjadi kebiasaan baginya. Di jam-jam seperti ini, Sang Ibu memang sering datang mengunjunginya, dengan atau tanpa alasan yang jelas. Terkadang Sang Ibu memintanya melakukan sesuatu, berbincang dengan orang lain yang berada di rumah tersebut, atau hanya duduk diam sambil memandanginya lalu kembali pulang berpamitan. Seperti siang itu.

Azalea tidak begitu memperhatikan apa yang sedang Sang Ibu lakukan. Sampai ketika Sang Ibu datang dan berpamitan pulang sambil menyerahkan uang Rp 20.000,00 kepadanya. "ini uang jajan buat kamu," ucapnya sambil tersenyum dan berlalu pergi.

Azalea buru-buru menjawab, "udah nggak usah, bu.. saya ada kok.." sambil menyerahkan kembali uang tesebut pada Ibunya.

Sang Ibu lantas menjawab, "sudah nggak apa-apa, Ibu ada kok. Ini buat kamu. Jarang-jarang 'kan Ibu bisa kasih uang jajan sama kamu. Disimpan ya.." Sang Ibu pun beranjak pergi dari hadapannya.

Sejak tamat pendidikan menengah, selain uang sekolah, ia selalu berusaha memenuhi sendiri kebutuhan sehari-harinya termasuk uang jajan karena tidak ingin merepotkan Sang Ibunda. Tapi apa yang terjadi hari itu, sudah lama sekali rasanya Azalea tidak merasakan perasaan sebahagia itu. Nominal yang diberikan Sang Ibu memang tidak seberapa, toh honor dari satu kali mengajar privat besarnya hampir dua kali lipat dari uang tersebut. Tapi senyum Azalea hari itu tak henti-henti berkembang. terimakasih, Bu.. gumamnya.

Menerima sesuatu yang biasa-biasa saja 
dari seseorang yang istimewa, 
yang "biasa-biasa" itu akan menjadi istimewa pula. 
Itulah harga/nilai dari sebuah hal.
^_^

0 komentar:

Posting Komentar