Awal pertemuan dengan mereka tidak ada yang istimewa. Semuanya berjalan seperti biasanya, masuk ke ranah baru, adaptasi yang baru, perjuangan yang baru.
Namun, saat menapaki perjalanan ini beberapa waktu bersama mereka, tiba-tiba saja banyak hal tak terduga yang terjadi.
Sungguh, takdir ini seperti berpilin.. terhubung satu sama lain. Berjalan sejauh ini ternyata untuk menemukan jawaban atas doa-doa ku dahulu. Yaitu dipertemukan dengan mereka. Orang-orang yang punya minat yang sama dengan pendidikan.
Takdir itu kusadari dimulai saat tiga tahun lalu. Aku selalu naik bus bernomor sama dengan tujuan yang sama untuk pulang pergi merajut mimpi. Tiga tahun itu pula aku selalu bertemu dengan seorang akhwat yang selalu menaiki bus yang sama denganku. Beberapa waktu bahkan dia pernah sebangku denganku. Kulihat, sepanjang perjalanan dia terus saja sibuk dengan handphone nya. Jika tidak sedang mengetik sesuatu di telepon genggamnya, ia pasti sedang membaca Al-quran, atau berdzikir al matsurat. Aku tahu dia sekampus denganku, tapi tidak ada keberanian untuk sekedar menyapa menanyakan namanya. Aku sangat tertarik dengan akhwat itu, kagum lebih tepatnya. Ku perhatikan, dia pasti seseorang yang sibuk di organisasi tapi tetap menjaga amalan hariannya bahkan di waktu-waktu sempit yang dimiliknya. Dan setiap bertemu dengan akhwat itu di dalam bus, aku selalu termotivasi, bahkan "malu" bila tidak melakukan hal yang sama dengan dirinya, yaitu memperhatikan amalan harian. (Allah selalu mengingatkan hambaNya dengan cara yang istimewa, seperti pertemuanku dengan akhwat itu).
Entah kapan, tapi aku ingat, dalam hati saat diam-diam memperhatikan akhwat itu, aku pernah berbicara pada Allah swt, seperti berdoa: "Ya Allah, aku ingin bisa mengenal akhwat itu lebih dekat, mungkin mengetahui namanya sudah cukup, akan lebih mengasyikkan lagi jika seandainya aku bisa bersama dengannya dalam satu organisasi yang sama..."
Subhanallah... saat ini aku tidak hanya sekedar tahu namanya, tapi kamipun dipertemukan dalam organisasi yang sama, departemen yang sama, dan tujuan yang sama. Dan kebiasaannya yang dulu selalu kuperhatikan tidak pernah berubah sedikitpun. Setiap berkesempatan satu bus dengannya, Ia selalu menyempatkan diri membaca al quran, atau berdzikir al matsurat. Sekali waktu kuceritakan hal ini padanya, tapi dia sendiripun tidak menyadari kalau selama ini kita sudah saling "mengenal".
Allah selalu memudahkan pertemuanku dengannya. Sekarang akhwat itu telah menjadi salah satu teman terbaikku. Saudariku yang selalu bersemangat.
Setiap dari mereka terasa bukan seperti orang asing. Karena sejatinya mereka bukanlah orang asing bagiku. Tiga tahun lalu aku juga bertemu dengan "bunda" kami. Sahabatku yang mengenalkan ku dengan akhwat yang kini kuanggap seperti "bunda"-nya anak-anak ^_^. Tapi bodohnya, aku selalu saja lupa namanya. Hingga setiap bertemu, aku sigap memasang senyum terbaik untuk menebus "rasa bersalah" karena tidak bisa menyebut nama beliau yang ternyata lebih dewasa dua tahun dari angkatan kami, hehe...
Entah kapan, aku ingat, aku pernah bergumam dalam hati ketika sedang mengobrol dengan akhwat tersebut, "jika saja aku bisa menjadi temannya. Pasti akan sangat menyenangkan bisa memiliki teman sepertinya. Semoga..."
Subhanallah, lagi, Allah mengabulkan permintaanku. Kini aku tidak mungkin lagi melupakan namanya. Di persimpangan itu aku dipertemukan dengannya, dalam satu organisasi yang sama, satu departemen yang sama, dan satu tujuan yang sama. Saudariku yang selalu mengayomi kami semua tanpa pamrih.