twitter


"Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Ia memerintahkan kepada para Rasul. Allah swt. berfirman, 'Hai para Rasul, makanlah segala sesuatu yang baik dan lakukanlah pekerjaan yang baik.' (QS. Al-Mukminun:51) Allah swt. juga berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik dari yang telah Kami rezekikan kepadamu,' (QS. Al-Baqarah:172)
Kemudian Rasulullah bercerita tentang seseorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia menadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, 'Ya Rabb, ya Rabb,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya kenyang dengan barang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan," (HR. Muslim)

Dari hadits di atas, dapat dijelaskan:
1. Sesungguhnya Allah swt. itu Maha Baik, maka hanya menerima yang baik. Di sini termasuk amal perbuatan, dan makanan yang dimakan haruslah halal.

2. Syarat amal perbuatan diterima Allah swt. adalah, :
- Makanan yang dimakan halal, QS Al-Baqarah:172. 
Makanan haram yang dimakan dapat menjadi penggugur amal. Ada testimoni, bahwa menemukan makanan yang halal di luar negeri itu jauh lebih mudah daripada di negeri sendiri. Ini karena di sana sudah ada halal guide dari lembaga sejenis MUI setempat. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan, terutama makanan yang belum ada label sertifikasi "halal" dari MUI dan jenis makanan lain yang ada indikasi atau dikhawatirkan mengandung zat yang haram. Buat  jaga-jaga, bisa gabung di grup atau milis yang membahas tentang makanan halal, seperti halal corner. Dan yang terpenting adalah baca "bismillah" sebelum makan untuk melindungi diri dari hal-hal yang belum kita tahu. Ini untuk jenis makanan kakilima pinggir jalan ya, tapi kalo di tempat makan yang memang jelas/masih ada kekhawatiran tentang kehalalannya jangan lantas menggampangkan dengan membaca bismillah...

3. Makanan yang tidak halal dapat menjadi perusak amal.

4. Seorang muslim berlepas diri dari harta yang haram. 
-  Doa yang dikabulkan Allah swt, adalah:
1) orang yang lama bepergian. Kenapa? hal ini dikarenakan, dalam bepergian sangat mungkin adanya penderitaan ketika melakukan perjalanan. Seperti rasa lelah, dan lapar. Apalagi buat mereka yang harus merantau ke pulau seberang bahkan mungkin ke negeri orang yang berbeda bahasa dan budaya sehingga membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah. Mungkin saja akan terdapat ujian dalam bergaul, dalam ekonomi, dsb. Contoh sederhana dari ini adalah para musafir.
 
2) Dalam pakaiannya, bersikap sederhana (zuhud). Kita cek bareng-bareng yuk apakah pakaian yang kita kenakan dalam berdoa adalah pakaian yang didapat dengan cara yang halal? ataukah ada dari sesuatu yang melekat dari diri kita yang berasal dari sumber atau zat yang haram.

3) Menadahkan tangan ke langit. Ini merupakan salah satu adab dalam berdoa. Sesungguhnya Allah senang dengan seorang mukmin yang berdoa kepadanya, Dan Allah malu apabila ada dari hambaNya yang menadahkan tangan berdoa padanya tapi ia kembali dengan nihil (tidak mendapat apa-apa). Jadi yuk kita berlomba-lomba berdoa pada Allah dengan penuh kekhusyuan ^_^. Berdoa juga menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kuasa apapun atas diri kita dan ada Dzat lain yang Maha Kuasa dari kita.

4) Mendesah kepada Allah agar doa dikabulkan. Doa itu seperti "sum-sum" ibadah. Sum-sum itu gimana sih? dia bagian yang paling bergizi kan. Nah, seperti itulah doa. Doa adalah senjatanya orang mukmin. Yuk kita luangkan waktu untuk berdoa padanya, baik di saat sempit maupun di saat lapang.

-Yang menghalangi doa dikabulkan:
1) Makanan dan pakaian yang haram   
Untuk membersihkan diri dari harta, di dalam Al-Qur'an sudah tertera caranya. Yakni dengan berzakat, infak, dan shadaqoh. Berinfaklah dengan harta yang halal. Ketika kita menemukan uang misalnya, jangan langsung diambil. Sedekahkan uang itu bila tidak memungkinkan bagi kita untuk menemukan pemilik dari uang tersebut. Atasnamakan infak itu untuk si pemilik uang yang kehilangan. ^_^ Juga hindari berinfak dengan utang karena akan menimbulkan masalah baru. 

Semoga bermanfaat.. 
(Sumber: Buku Al Wafi', Syarah Hadits Arba'in. Penerbit: Pustaka Al Kautsar)

0 komentar:

Posting Komentar